Senin, 05 Februari 2018

NASKAH DRAMA 4

“Lutung Kasarung” Dahulu kala, terdapat seorang Raja yang adil dan bijaksana. Ia dikenal dengan Prabu Tapa Agung. Prabu Tapa Agung memiliki dua orang putri nan cantik parasnya, yaitu Purba Lara dan Purba Sari si bungsu. Suatu ketika, sang Raja merasa gundah gelisah memikirkan siapa pewaris tahta yang tepat untuk menggantikannya di singgahsana tersebut. Raja Tapa Agung: Wahai putri-putriku dan seluruh penghuni kerajaan, kemarilah! Putra-putri: Hormat kami Ayahanda. Raja Tapa Agung: Bangunlah. Ada berita penting yang akan Ayahanda sampaikan. Hari ini telah Ayahanda tetapkan bahwa yang akan mewarisi tahta kerajaan adalah putri ku Purba Sari. Purba Sari: Mohon ampun Ayahanda. Bukankah sebaiknya yang menjadi Ratu dan mewarisi tahta kerajaan ini adalah Ayunda Purba Lara? Sebab dia lebih pantas dibanding Adinda. Indra Jaya: Mohon ampun Prabu. Benar yang dikatakan Purba Sari. Purba Laralah yang lebih pantas menjadi Ratu di kerajaan ini. Raja Tapa Agung: Tidak! Ini adalah sabda seorang Raja yang tak seorang pun bisa menolaknya. Purba Lara: Ini benar-benar tidak adil!! Aku adalah putri tertua di kerajaan ini, dan kau!! Kau adalah sosok yang baru mengenal dunia ini. Kau tak pantas menjadi penerus tahta kerajaan ini Purba Sari! Purba Sari: Ampuni aku Ayunda. Aku hanya mencoba menjalankan perintah Ayahanda. Indra Jaya: Ratu Purba Sari yang terhormat. Kau pikir, kau akan berbangga hati setelah mendapatkan tahta kerajaan ini? Aku tidak akan tinggal diam melihat kau bersandar di tahta istimewa itu! Purba Sari: Bagaimana aku bisa tidak bahagia kakang Indra Jaya? Purba Lara: Oh, kau berani juga dengan kami! Ingat Purba Sari, aku dan tunanganku Indrajaya tidak akan segan-segan untuk menghancurkan mas-masa indahmu! Purba Lara: Oh, jadi kau masih tidak merasa bersalah dengan ... Tiba-tiba sang Raja masuk ke ruangan. Indra Jaya: Adinda Purba Sari kau baik-baik sajakan? Lain kali kau harus berhati-hati berjalan di lantai kerajaan yang licin ini. Purba Lara: Adinda, jika kau terluka, akan ku antar kau untuk berobat ke tabib terdekat. Purba Lara: Aku takkan biarkan ini semua terjadi! Tidak ada yang lebih pantas untuk menjadi Ratu di kerajaan ini kecuali aku, Purba Lara. Indra Jaya: Kau tenang saja Adinda. Jangan panggil aku Indra Jaya, jika aku tidak bisa menaklukkan kerajaan ini! Ikutlah denganku. Indra Jaya: Hei, you what’s up, Nyi? Indra Jaya and Purba Lara in the house. Dukun: Ngomong apo? Siapa kalian? Ada urusan apa kalian datang kemari? Indra Jaya: Saya Indra Jaya dan ini Dinda Purba Lara. Kami datang ke sini untuk, anu Nyi ... Dukun: Tenanglah. Saya sudah tahu maksud kalian. Purba Sari: Wah hebat sekali Nyi dukun ini. Belum dikasih tahu sudah bisa paham maksud kamu Dukun: Itu sudah biasa. Sudah pekerjaan saya. Kalian ke sini pasti mau anukan? Nah masalahnya, anu itu apa? Purba Lara: Kirain Nyi dukun sudah tahu tujuan kami. Begini, Nyi, saya ingin mencelakakan adik saya Purba Sari. Dukun: Itu soal yang gampil Indra Jaya: Baiklah kalau begitu. Tidak usah kau basa-basi. Dukun: Woles bro! (membaca mantera) Dukun: Bersiaplah! Karena sebentar lagi, kebahagiaan akan mendatangimu. Indra Jaya: Terima kasih atas bantuanmu Nyi dukun. Ini ada sedikit upah untukmu. Purba Sari: Oh dewata, apa salahku? Mengapa wajahku buruk rupa seperti ini? Kapankah penderitaan ini akan berakhir? Segala permohonanku telah ku serahkan kepadamu. Oh dewata yang agung.. apakah penyakitku ini tidak akan sembuh? Dan apakah selamanya aku akan tinggal di hutan ini? Tolong ... tolong ... tolong aku ... Lutung Kasarung: Kau, kau baik-baik saja cantik? Purba Sari: Ah ternyata kau bisa berbicara? Lutung Kasarung: Iya tuan putri Purba Sari: Terima kasih kau telah baik kepadaku Lutung Kasarung: Tuang Putri, kenapa kau tampak bersedih? Purba Sari: Aku diusir dari kerajaan karena penyakitku yang tak urung sembuh ini, sehingga penobatanku sebagai seorang Ratu pun gagal. Kini aku tak tahu harus bagaimaan. Lutung Kasarung: Aaaa ... kau tenang saja tuan putri. Aku punya ide yang bagus untukmu Peruba Sari: Benarkah perkataanmu? Lutung Kasarung: Iya tuan Putri. Ayo ikutlah denganku. Lalu mereka berdua bergegas pergi ke sebuah sungai. Di sanalah keajaiban itu terjadi. Wujud Purba Sari kembali cantik jelita. Keakraban mereka pun tak dapat terelakkan. Namun semua itu berubah ketika mereka bermain petak umpet. Purba Sari terkejut ada sosok pangeran nan tampan tepat di depan matanya. Pangeran: Tuan Putri, kau mau kemana? Purba Sari: Siapa kau? Aku sama sekali tidak mengenalmu. Pangeran: Aku Sanghyang Guruminda aku adalah sosok Lutung yang telah lama kau kenal. Purba Sari: Ini tidak mungkin! Jangan kau membodohiku Pangeran: Tidak tuan Putri. Aku menjelma menjadi seekor kera untuk mencari pendamping hidup yang dapat dengan tulus menerimaku. Purba Sari: Baiklah aku percaya akan ucapanmu. Kalau begitu mari kita bergegas ke kerajaan. Tak sabar rasanya ingin berjumpa dengan Ayahanda dan Saudara-saudaraku. Setelah itu, mereka bergegas pergi ke kerajaan. Di sinilah satu persatu rahasia lainnya mulai terungkap. Raja Tapa Agung: Putriku. Ternyata kau telah kembali ke kerajaan ini. Sungguh begitu besar rasa rindu Ayahanda kepadamu. Bagaimanakah keadaanmu? Purba Sari: Hormat kami Ayahanda. Tak ada satu malapetaka pun yang Ananda alami. Ajudan: Maaf menggangu Prabu. Ada berita penting yang ingin kami sampaikan. Ternyata yang membuat wajah putri Purba Sari menjadi buruk rupa adalah putri Purba Lara dan Prabu Indra Jaya. Purba Lara: Ampuni aku Ayahanda. Aku melakukan semua ini karena aku merasa iri dengan semua yang telah didapat Adinda putri Purba Sari. Raja Tapa Agung: Memintalah ampun kepada Purba Sari! Karena ialah yang telah engkau sakiti. Purba Lara: Adinda, Ayunda minta maaf. Ayunda merada sangat bersalah dengan kejadian ini. Indra Jaya: Benar Purba Sari. Tolong maafkan kami Purba Sari: Sudahlah Ayunda dan Kakang Indra Jaya tidak usah merasa bersalah akan kejadian ini. Tentu Adinda telah memaafkan keduanya. Lebih baik kini kita sama-sama menjalankan amanat dari Ayahanda untuk menjaga kerajaan ini. Purba Sari: Ayahanda, kini Ananda telah menemukan sosok pangeran yang telah lama Ananda cari. Pangeran: Hormat saya Prabu. Izinkan daku meminang putrimu yang telah menawan hatiku Prabu. Raja Tapa Agung: baiklah. Telah kuberikan restu sepenuhnya untukmu. Dan kau Purba Sari, kau benar-benar putri berjiwa besar. Elok parasmu bagaikan dewi surga. Kelembutan hatimu bagaikan bintang yang bersinar terang di surga. Kini, bersiaplah untuk penobatanmu sebagai seorang ratu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar